Rasisme di Israel
Bagian dari seri tentang Segregasi ras | |
---|---|
Australia | |
Kebijakan Australia Putih, Freedom Ride (Australia) | |
Afrika Selatan | |
Amerika Serikat | |
Tempat lain | |
Dunia Arab, Irlandia, Israel, Amerika Latin, Rhodesia, Britania Raya | |
Rasisme di Israel mencakup semua bentuk dan manifestasi rasisme yang terjadi di Israel, terlepas dari warna kulit atau keyakinan pelaku dan korban, ataupun kewarganegaraan, tempat tinggal, serta status pengunjung mereka. Lebih khusus lagi dalam konteks Israel, rasisme di Israel mengacu pada rasisme yang ditujukan terhadap warga Arab di Israel oleh orang Yahudi Israel,[1] rasisme sesama Yahudi (khususnya terhadap orang Yahudi Etiopia[2] dan Yahudi Mizrahi), serta rasisme oleh orang Arab terhadap orang Yahudi.
Rasisme yang dilakukan oleh orang Yahudi Israel terhadap orang Arab di Israel terdapat dalam kebijakan institusional, sikap pribadi, media, pendidikan, hak imigrasi, perumahan,[3] kehidupan sosial dan kebijakan hukum. Sejumlah kalangan Yahudi Ashkenazi di Israel juga memiliki perasaan lebih superior yang mewujud dalam sikap diskriminatif terhadap sesama Yahudi dari latar belakang lain, termasuk terhadap Yahudi Etiopia, Yahudi India, Yahudi Mizrahi, Yahudi Sefardi, dll. Meskipun perkawinan campur antara Ashkenazi dan Sefardi/Mizrahi semakin lumrah terjadi di Israel, dan integrasi sosial terus membaik, kesenjangan masih berlanjut. Yahudi Etiopia khususnya menghadapi diskriminasi dari Yahudi non-kulit hitam.[4]
Israel memiliki undang-undang anti-diskriminasi yang luas yang melarang diskriminasi baik oleh lembaga pemerintah maupun non-pemerintah atas dasar ras, agama, dan keyakinan politik, serta larangan atas ujaran rasis.[5] Pemerintah Israel dan banyak kelompok di Israel telah melakukan upaya untuk memerangi rasisme. Israel adalah negara pihak pada Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial dan merupakan salah satu penandatangan Konvensi Internasional Menentang Diskriminasi dalam Pendidikan. Mantan Presiden Israel Reuven Rivlin mengumumkan pada pertemuan akademisi pada bulan Oktober 2014 bahwa sudah waktunya bagi Israel untuk memenuhi janjinya sebagai tanah kesetaraan, waktunya untuk menyembuhkan epidemi rasisme. "Masyarakat Israel sedang sakit, dan tugas kita adalah mengobati penyakit ini", kata Rivlin.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ IRIN; Andreas Hackl (7 September 2012). "ISRAEL-OPT: Upping sticks and heading for Ramallah". IRIN humanitarian news and analysis. UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. Diakses tanggal 14 October 2012.
- ^ Rosenberg, Oz (18 Januari 2012). "Thousands in Jerusalem protest racism against Ethiopian Israelis". Haaretz.
- ^ World Report 2012: Israel/Occupied Palestinian Territories. Human Rights Watch. 2012. Diakses tanggal 1 May 2016.
- ^ Steven Kaplan, "Can the Ethiopian Change His Skin? The Beta Israel (Ethiopian Jews) and Racial Discourse", African Affairs, Vol. 98, No. 393 (Oct., 1999), p. 548
- ^ Sales, Ben. (24 Oktober 2014). "New president seeks to cure 'epidemic' of racism". The Times of Israel.