Kapas
Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa[1]) adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"https://accionvegana.org/accio/0IzZy9mLhlGZlBXarl2duQWa6MHc0/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Di Pulau Ambon kapas dikenal dengan istilah lokal aha, dan dalam bahasa Banda disebut dengan karamboa.[2]
Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Kain katun yang terbuat dari kapas berasal dari kata Arab قطن, ‘qutun’ atau ‘kutun’,[3][4] yang digunakan untuk menggambarkan jenis tekstil yang halus. Kapas berasal dari setidaknya 7.000 tahun yang lalu menjadikannya salah satu serat tertua di dunia.
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).
Sumber utama
[sunting | sunting sumber]Sumber utama serat kapas komersial (perdagangan) adalah empat jenis Gossypium, yaitu
- G. hirsutum, asli Meksiko, Amerika Tengah, Karibia, dan Florida, menghasilkan 90% serat yang diperdagangkan
- G. barbadense, asli dari Amerika Selatan tropika
- G. arboreum, asli dari lembah Sungai Indus di Pakistan dan India
- G. herbaceum, asli dari wilayah Levantia (hulu Sungai Tigris)
Produksi
[sunting | sunting sumber]Sekarang ini kapas diproduksi di banyak tempat di dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika, Amerika, dan Australia, menggunakan tanaman kapas yang telah dipilih jadi dapat menghasilkan lebih banyak fiber. Pada 2002, kapas ditumbuhkan di 330.000km² ladang, 47 miliar pon kapas mentah seharga 20 miliar dolar AS ditumbuhkan tahun tersebut.
Pengusahaan tanaman kapas di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat. Adapun jumlah areal luas lahan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2018 luas lahan mencapai 5.162 Ha, sedangkan di tahun 2024 diperkirakan 612 Ha. Adapun produkis kapas di tahun 2018 yaitu 353 ton, dan di tahun 2024 diestimasi 146 ton. Sebaran produksi kapas ada di Jateng (31 Ton), Sulsel (24 Ton), Jawa Timur (20 Ton), Bali (16 Ton), NTT (16 Ton), dan DIY (3 Ton).[5]
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Serat kapas merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan kain dalam industri tekstil di Indonesia.[6] Berikut adalah sifat serat kapas:[6]
- Panjang serat: 20 – 30mm
- Diameter: 14 – 16mm
- Kekuatan serat: 45kg/mm2
- Kekuatan rata-rata: 5,3mN/tex
- Mulur: 7,2%
- Kehalusan: 2,0ng/cm
Selain untuk keperluan tekstil kapas juga digunakan sebagai alat pembersih make up, jaring ikan, saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Gin kapas
- Pemetik kapas, mesin yang digunakan untuk memanen kapas
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ James A. B. Scherer, Cotton as World Power
- ^ Crawfurd, John (2017). Sejarah Kepulauan Nusantara: Kajian Budaya, Agama, Politik, Hukum dan Ekonomi. 1. Diterjemahkan oleh Zara, Muhammad Yuanda. Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 318. ISBN 9786022584698.
- ^ Ismail ibn Hammad al-Jawhari, "Al-Sihah", 1000 M
- ^ Ibn Manzur, "Lisan Al-Arab", 1290 M
- ^ Adi, Cahyono, S.E., M.Sc. (ed) (2024). Statistik Perkebunan Jilid I 2022-2024. Direktorat Jenderal Perkebunan. hlm. 973–974.
- ^ a b Musaddad, M.A. 2007. Agribisnis Tanaman Rami. Jakarta. Disadur dalam Yan Orgianus (2008) "Rekayasa Model Bagi Hasil dan Risiko Pembiayaan Usaha Pengolahan Tanaman Rami dengan Pola Syariah" Mimbar : Jurnal Sosial dan Pembangunan
Referensi dan bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- The Thames and Hudson Manual of Dyes and Fabrics, Joyce Storey, 1978
- Photo documentation and commentary on collateral damage to the environment from cotton spraying
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Cotton Incorporated - a cotton industry trade group
- New York Cotton Futures Prices Diarsipkan 2006-05-05 di Wayback Machine. (30 Minute Delay)
- New York Board of Trade
- Cotton on the Net: The Cotton Market Directory
- USDA AMS - Market News Reports - Cotton Reports
- Commodity Futures & Financial Market Charts
- U.S. Department of Agriculture
- Cotton Council International Diarsipkan 2004-08-12 di Wayback Machine.
- Cotton Foundation Diarsipkan 2004-06-25 di Wayback Machine.
- ACSA International Cotton Institute Diarsipkan 2001-08-11 di Wayback Machine.
- The Supima Association
- American Cotton Shippers Association
- American Textile Manufactures Institute
- Cotton Incorporated
- International Cotton Advisory Committee
- Cotton on the Net Home Page
- National Cotton Council News and Current Events
- The Land of Cotton News Magazine
- The Seam
- eCotton
- Plains Cotton Cooperative Association
- American Cotton Shippers Association
- Agricultural Marketing Service
- International Cotton Association Diarsipkan 2009-03-09 di Wayback Machine.