Kabupaten Buleleng
8°12′S 114°57′E / 8.200°S 114.950°E Kabupaten Buleleng (bahasa Bali: ᬓᬩᬸᬧᬢᬾᬦ᭄ᬩᬸᬮᭂᬮᭂᬂ Kabupatén Buléléng) adalah salah satu kabupaten di provinsi Bali yang terletak di bagian utara, barat dan timur pulau Bali. Ibu kotanya adalah kota Singaraja. Buleleng berdiri di wilayah seluas 1.364,73 km2 menjadikannya kabupaten terluas di Provinsi Bali. Sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng merupakan daerah dataran tinggi; berbukit dan bergunung membentang di bagian selatan, sedangkan di bagian utara, yakni sepanjang pantai merupakan dataran rendah. Buleleng berbatasan dengan Laut Bali di sebelah utara, Selat Bali di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur serta dengan Kabupaten Jembrana, Bangli, Tabanan dan Badung di sebelah selatan. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Buleleng sebanyak 826.193 jiwa menjadikannya wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Bali[1][2]
Kabupaten Buleleng ᬓᬩᬸᬧᬢᬾᬦ᭄ᬩᬸᬮᭂᬮᭂᬂ Kabupetén Buléléng | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Bali • Alfabet Bali | ᬩᬸᬮᬾᬮᬾᬂ Buléléng |
Julukan: Den Bukit | |
Motto: Singa ambara raja | |
Koordinat: 8°12′S 114°57′E / 8.2°S 114.95°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bali |
Tanggal berdiri | 14 Agustus 1958 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 |
Hari jadi | 30 Maret 1604 |
Ibu kota | Singaraja |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Ketut Lihadnyana (Penjabat)[4] |
• Wakil Bupati | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Gede Suyasa |
• Ketua DPRD | Gede Supriatna |
Luas | |
• Total | 1.364,73 km2 (526,93 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 826.193 |
• Kepadatan | 610/km2 (1,600/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Bali |
• IPM | 74,87 (2023) tinggi[5] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0362 |
Pelat kendaraan | DK |
Kode Kemendagri | 51.08 |
APBD | Rp 2.124.617.361.711,-[6] |
PAD | Rp. 371.366.874.000,- |
DAU | Rp. 965.435.235.000,- |
Situs web | bulelengkab |
Panjang ruas pantai di wilayah Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak bali dan jeruk keprok Tejakula), Kabupaten ini juga memiliki objek pariwisata yang banyak seperti pantai Lovina, pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota Singaraja sendiri.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Buleleng awalnya adalah sebuah desa kecil di pinggiran pantai Singaraja sebelum akhirnya kerajaan ini diastukan oleh seorang bernama I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Dalem Sagening dengan cara menyatukan seluruh wilayah-wilayah di Bali bagian utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit
Kemudian I Gusti Anglurah Panji Sakti menguasai seluruh wilayah Den Bukit dan mulai memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Jembrana, Karangasem, Bangli, Tabanan dan bahkan Banyuwangi. Setelah wafatnya I Gusti Ngurah Panji Sakti pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena perebutan kekuasaan, ditambah lagi wilayah jajahan mulai memberontak dan melakukan perlawanan seperti pemberontakan Jembrana di Bali barat dan perlawanan Karangasem di Bali timur.
Dikuasai Mengwi dan Karangasem
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1732, Buleleng dikuasai oleh Kerajaan Mengwi, namun mereka kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya Kerajaan Buleleng jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem pada tahun 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gede Karang membangun istana dengan nama "Puri Singaraja". Raja berikutnya yang memerintah adalah putranya yang bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa hingga tahun 1821. Kekuasaan Karangasem kemudian melemah, terjadi beberapa kali pergantian raja. Pada tahun 1825, I Gusti Made Karangasem memerintah dengan patihnya, I Gusti Ketut Jelantik sampai kemudian ditaklukkan oleh Belanda pada tahun 1849.
Perlawanan terhadap Kolonial Belanda
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1846, Buleleng diserang oleh pasukan Belanda, akan tetapi hal itu mendapat perlawanan sengit dari masyarakat Buleleng yang dipimpin oleh panglima perang (patih) I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848, Buleleng kembali mendapat serangan dari pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tepatnya pada tahun 1849, Belanda akhirnya dapat menghancurkan Benteng Jagaraga sehingga Buleleng dapat dikalahkan oleh Belanda. Sejak saat itu, Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, wilayah Buleleng dijadikan sebagai "Swapraja" dengan raja Belanda sebagai penguasanya, raja Buleleng dari wangsa Panji Sakti kemudian diangkat menjadi regent (bupati) dibawah pengawasan kolonial.
Era kemerdekaan
[sunting | sunting sumber]Setelah masa kemerdekaan Republik Indonesia, Kerajaan Buleleng berstatus sebagai Daerah Tingkat II Buleleng dan menghapus sistem Monarki Kerajaan menjadi Bupati Kabupaten.
Kota Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Buleleng merupakan salah satu wilayah di Bali yang terkenal dengan sebutannya yakni Kota Pendidikan. Memasukin tahun 1980-an didirikan Fakultas Keguruan (FKG) yang merupakan salah satu bagian fakultas dari Universitas Udayana. Tahun 1985, berubah menjadi STKIP Singaraja dan melepaskan dari bagian Universitas Udayana. Hal ini menyebabkan redupnya perkembangan kota Singaraja sebagai kota pendidikan. Setelah perjalanan panjang STKIP berubah menjadi IKIP Singaraja dan hingga saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Ganesha yang terletak di Kota Singaraja.[7]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Secara geografis Kabupaten Buleleng terletak di antara 8°3'40"–8°23'00" Lintang Selatan dan 114°25'55"–115°27'28" Bujur Timur yang posisinya berada di bagian utara Pulau Bali. Luas Kabupaten Buleleng adalah 1.365,88 km² (24,25% dari Luas Pulau Bali). Kabupaten Buleleng terdiri atas 9 Kecamatan dengan 129 desa, 19 kelurahan, 551 dusun/banjar dan 58 lingkungan.[8]
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayah Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut:[9]
Utara | Laut Bali dan Laut Jawa bagian utara |
Timur | Amplapura, Kabupaten Karangasem |
Selatan | Kabupaten Jembrana, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Tabanan |
Barat | Kabupaten Jembrana dan Selat Bali |
Topografi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Buleleng yang terletak di Utara Pulau Bali yang topografinya sangat beragam, yaitu terdiri dari dataran rendah, perbukitan, dan pegunungan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit dan bergunung membentang di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara, yakni sepanjang pantai merupakan dataran rendah. Kondisi yang khas tersebut menjadikan topografi Kabupaten Buleleng sering disebut Nyegara Gunung.
Kondisi topografi Kabupaten Buleleng berdasarkan kemiringan lereng, perbedaan ketinggian dari permukaan laut serta bentang alamnya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan topografi yaitu:
- Daerah datar dengan tingkat kemiringan 0 – 1,9% seluas 12.264,75 Ha atau 8,98%;
- Daerah landai dengan tingkat kemiringan 2 – 24,9% seluas 70.226 Ha atau 51,41%;
- Daerah miring dengan tingkat kemiringan 25 – 39,9% seluas 21.462,75 Ha atau 15,71%;
- Daerah terjal dengan tingkat kemiringan diatas 40% seluas 32.634,5 Ha atau 23,89%.
Berdasarkan letak ketinggian tempat, dikelompokkan menjadi 4 (empat) ketinggian tempat, yaitu:
- Dataran Rendah (0 – 24.9 m dpl dan 25 – 99.9 m dpl)
- Dataran Sedang (100 – 499.9 m dpl)
- Dataran Tinggi (500 – 999.9 m dpl)
- Dataran Pegunungan (>1000 m dpl)[8]
Geologi
[sunting | sunting sumber]Secara stratigrafi, pelapisan batuan yang terdapat di Kabupaten Buleleng pada umumnya terdiri dari batuan bereksi, lava, tufa dan lahar yang tersebar hampir di sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng. Terdapat sesar/fault yang diperkirakan terdapat di wilayah Kecamatan Gerokgak, yaitu dua busur besar yang sejajar memanjang ke arah barat dan timur yang berada pada formasi Batuan Gunung Api Pulaki yang terdiri dari bereksi dan lava. Dua buah sesar mendatar yang diperkirakan di wilayah Ujung Barat Pulau Bali (di antaranya formasi Prapat Agung yang dominan ditutupi oleh batuan gamping dengan formasi palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batuan gamping terumbu). Dua buah sesar lagi yang diperkirakan berada di wilayah Kecamatan Tejakula yaitu terletak di antara formasi batuan tufa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur dengan formasi Buyan Bratan dan Batur Purba. Di samping struktur tersebut, di atas masih ditemukan juga struktur pelapisan pada batuan tufa, lava dari kelompok batuan api Buyan Bratan purba.[8]
Iklim
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan suhu udara bervariasi berdasarkan ketinggian, yaitu antara 19°–33 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini berkisar antara 82%–75%. Oleh karena beriklim tropis basah dan kering, wilayah Buleleng memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Buleleng berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah bulan Agustus. Sementara itu, musim penghujan berlangsung pada periode Desember–Maret dengan curah hujan bulanan lebih dari 200 mm per bulan. Di antara musim kemarau dan hujan terdapat musim pancaroba yang biasanya terjadi pada bulan April dan November. Curah hujan tahunan wilayah Buleleng berkisar antara 1.000–2.300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–120 hari hujan per tahun.
Data iklim Buleleng, Bali, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.2 (88.2) |
31.8 (89.2) |
32.4 (90.3) |
31.3 (88.3) |
30.9 (87.6) |
30.4 (86.7) |
30.6 (87.1) |
31.4 (88.5) |
32.3 (90.1) |
32.6 (90.7) |
32.2 (90) |
31.8 (89.2) |
31.58 (88.83) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.8 (80.2) |
27.5 (81.5) |
27.2 (81) |
26.8 (80.2) |
26.5 (79.7) |
25.9 (78.6) |
25.4 (77.7) |
25.7 (78.3) |
26.3 (79.3) |
27.2 (81) |
27.6 (81.7) |
27.1 (80.8) |
26.67 (80) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.4 (72.3) |
22.5 (72.5) |
22.2 (72) |
21.9 (71.4) |
21.6 (70.9) |
20.9 (69.6) |
19.9 (67.8) |
20.8 (69.4) |
21.3 (70.3) |
21.9 (71.4) |
22.2 (72) |
22.4 (72.3) |
21.67 (70.99) |
Presipitasi mm (inci) | 327 (12.87) |
331 (13.03) |
273 (10.75) |
179 (7.05) |
89 (3.5) |
50 (1.97) |
32 (1.26) |
11 (0.43) |
23 (0.91) |
76 (2.99) |
166 (6.54) |
271 (10.67) |
1.828 (71,97) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 14 | 12 | 9 | 5 | 3 | 2 | 1 | 1 | 4 | 8 | 12 | 85 |
% kelembapan | 82 | 81 | 80 | 78 | 75 | 72 | 70 | 66 | 67 | 71 | 76 | 79 | 74.8 |
Rata-rata sinar matahari harian | 7 | 7 | 8 | 9 | 9 | 9 | 10 | 10 | 10 | 10 | 9 | 8 | 8.8 |
Sumber #1: Climate-Data.org[10] & BMKG[11] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[12] & Weather2travel[13] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Bupati
[sunting | sunting sumber]Bupati Buleleng adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng. Bupati Buleleng bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Bali. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Buleleng ialah Putu Agus Suradnyana, didampingi wakil bupati I Nyoman Sutjidra. Jabatan bupati dan wakil bupati dari pasangan Suradyana dan Sutjidra ini sebagai periode kedua sejak tahun 2012 hingga 2022. Untuk peride kedua, mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Buleleng 2017, dan dilantik pada 22 Agustus 2017.[14]
Pada 12 Agustus 2022, Ketut Lihadnyana dilantik menjadi penjabat bupati Buleleng.[15][4]
No. | Foto | Nama Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Wakil Bupati | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
(-) | Ketut Lihadnyana | 12 Agustus 2022 | Petahana | Lowong | [4] |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Buleleng dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[16] | 2019–2024[17] | 2024–2029[18] | ||
PKB | 0 | 1 | 1 | |
Gerindra | 6 | 5 | 4 | |
PDI-P | 15 | 18 | 18 | |
Golkar | 7 | 7 | 11 | |
NasDem | 4 | 5 | 6 | |
Hanura | 6 | 5 | 2 | |
Demokrat | 6 | 3 | 3 | |
Perindo | (baru) 1 | 0 | ||
PPP | 1 | 0 | 0 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 7 | 8 | 7 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Buleleng terdiri dari 9 kecamatan, 19 kelurahan, dan 129 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 814.356 jiwa dengan luas wilayah 1.364,73 km² dan sebaran penduduk 598 jiwa/km².[19][20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Buleleng, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
51.08.04 | Banjar | - | 17 | Desa | |
51.08.06 | Buleleng | 17 | 12 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.08.03 | Busung Biu | - | 15 | Desa | |
51.08.01 | Gerokgak | - | 14 | Desa | |
51.08.08 | Kubutambahan | - | 13 | Desa | |
51.08.07 | Sawan | - | 14 | Desa | |
51.08.02 | Seririt | 1 | 20 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.08.05 | Sukasada | 1 | 14 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.08.09 | Tejakula | - | 10 | Desa | |
TOTAL | 19 | 129 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku bangsa
[sunting | sunting sumber]Sebagian besar suku penduduk yang ada di Buleleng adalah suku Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 575.905 jiwa atau 92,27% dari 624.125 jiwa penduduk kabupaten Buleleng adalah suku Bali.[21] Kemudian suku Jawa sebanyak 2,41%, dan beberapa lainnya seperti suku Bali Aga, Madura, Bugis, dan beberapa suku lainnya.[21] Di Singaraja, terdapat kampung Bugis, dimana mayoritas warganya adalah orang Bugis.
Berikut adalah banyaknya penduduk kabupaten Buleleng berdasarkan suku bangsa pada tahun 2010:[21]
No | Suku | Jumlah (2010) |
% |
---|---|---|---|
1 | Bali | 575.905 | 92,27% |
2 | Jawa | 15.072 | 2,41% |
3 | Bali Aga | 11.438 | 1,83% |
4 | Madura | 10.722 | 1,72% |
5 | Bugis | 2.075 | 0,33% |
6 | Tionghoa | 1.374 | 0,22% |
7 | Sasak | 1.353 | 0,22% |
8 | Sunda | 880 | 0,14% |
9 | Melayu | 417 | 0,07% |
10 | Flores | 142 | 0,02% |
11 | Suku lainnya | 4.747 | 0,76% |
Kabupaten Buleleng | 624.125 | 100% |
Agama
[sunting | sunting sumber]Agama | Jumlah Jiwa | % | Jumlah Tempat Ibadah 2023 |
---|---|---|---|
Islam | 77.142 | 9,3% | 73 Masjid dan 134 Musholla |
Hindu | 737.503 | 89,3% | 9 Pura Dang Kahyangan & 507 Pura Kahyangan Tiga |
Kristen Protestan | 5.522 | 0,7% | 66 Gereja |
Kristen Katolik | 1.705 | 0,2% | 1 Gereja Paroki dan 2 Kapel |
Budha | 4.216 | 0,5% | 13 Wihara dan 2 Cetya |
Konghucu | 79 | 0,009% | - |
Kepercayaan lain | 26 | 0,003% | - |
Total | 826.193 | 100% |
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Beberapa tempat pariwisata yang ada di kabupaten Buleleng, diantaranya:
- Air Sanih
- Air terjun Gitgit
- Air terjun Sing Sing
- Danau Buyan
- Danau Tamblingan
- Gedong Kirtya (perpustakaan lontar)
- Pantai Lovina
- Jagaraga
- Pura Beji Sangsit
- Pura dalem Sangsit
- Wisata spiritual di Pura Tirta Sudhamala, Pura Taman Alit dan Pura Patirtaan Lingga Pawitra di Desa Adat Banyuasri
- Desa Sawan (tempat pembuatan alat musik Gamelan).
- Pura Batu Bolong
- Pura Meduwe Karang
- Ponjok Batu
- Sembiran
- Danau Buyan dan danau Tamblingan
- Desa Beratan (tempat produksi perhiasan emas dan perak).
- Desa Banyuning (terkenal karena kerajinan perangkat tanah liat)
- Kuburan Belanda
- Patung ganesha terbesar di asia tenggara
- Air panas Banjar dan wihara yang ada di desa Banjar
- Pura Pulaki
- Pura Melanting
- Air Terjun Kembar Gitgit
- Kuburan Jayaprana
- Pura Celukterima
- Pulau Menjangan
- Desa Mayong
- Desa Bulian
Tokoh Terkenal
[sunting | sunting sumber]- Ida Ayu Nyoman Rai, ibu Soekarno
- Anak Agung Pandji Tisna, penulis, raja Buleleng
- Gede Prama, motivator, rohaniwan
- Made Mangku Pastika, Polisi, Politikus, Negarawan, Mantan Gubernur Bali
- Putu Oka Sukanta, penulis
- Ayu Laksmi, Pemeran, penyanyi, penari, penulis lagu
- I Wayan Koster, Politikus, Gubernur-Terpilih Bali
- Bagus Wirata penyanyi pop
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2024" (Visual). gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2024.
- ^ "Kabupaten Buleleng Dalam Angka 2023" (pdf). www.bulelengkab.bps.go.id. hlm. 45. Diakses tanggal 14 Juli 2023.
- ^ a b c d "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 05-12-2018.
- ^ a b c "Pelantikan Penjabat Bupati Buleleng Serta Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Buleleng". bkpsdm.baliprov.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.bali.bps.go.id. Diakses tanggal 6 Januari 2024.
- ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ Bali, Nusa. "Dinamis Berkat Status Kota Pelajar". www.nusabali.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-20. Diakses tanggal 2020-06-20.
- ^ a b c "Profil Kabupaten Buleleng" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-13. Diakses tanggal 2020-09-22.
- ^ Sukerta, Pande Made (1998). Peta Karawitan Bali di Kabupaten Buleleng (PDF). Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 2. ISBN 979-95068-4-0. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-26. Diakses tanggal 2023-05-26.
- ^ "Singaraja, Bali, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 22 September 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 78 & 143. Diakses tanggal 22 September 2024.
- ^ "Singaraja, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 22 September 2020.
- ^ "Singaradja climate guide". weather2travel. Diakses tanggal 22 September 2020.
- ^ Yakub, Edy M (22 Agustus 2017). "Bupati-Wabup Buleleng Terpilih Dilantik 22 Agustus 2017". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-24. Diakses tanggal 24 September 2022.
- ^ mds (2 Januari 2023). "Refleksi Kabupaten Buleleng Tahun 2022: Kabupaten Buleleng di Bawah Kepemimpinan Pj Bupati Ketut Lihadnyana". Nusabali. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-12. Diakses tanggal 12 Februari 2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Buleleng 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Buleleng 2019-2024
- ^ "Daftar 45 DPRD Buleleng Terpilih 2024-2029, PDIP Kuasai 18 Kursi". detik.com. 02-05-2024. Diakses tanggal 15-05-2024.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ a b c "Peta Sebaran Penduduk Menurut Suku Bangsa Provinsi Bali" (pdf). bali.bps.go.id. 15 Januari 2015. hlm. 9, 11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 24 September 2022.
- ^ gis.dukcapil.kemendagri.go.id https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/arcgis/apps/storymaps/stories/7dcd8b77cba94e22a5ad6953ceab5be1. Diakses tanggal 2024-12-11. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Profil di bali.go.id Diarsipkan 2006-12-13 di Wayback Machine.