Lomba Tari Batal-Peserta Rugi, Pemkot Semarang: Dinas Tidak Menyelenggarakan

Lomba Tari Batal-Peserta Rugi, Pemkot Semarang: Dinas Tidak Menyelenggarakan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 22 Des 2024 16:38 WIB
Suasana lomba tari tingkat nasional yang diselenggarakan Semarang Economy Creative, di Taman Indonesia Kaya, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (20/12/204).
Suasana lomba tari tingkat nasional yang diselenggarakan Semarang Economy Creative, di Taman Indonesia Kaya, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (20/12/204). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Lomba tari nasional tingkat Jawa Tengah (Jateng) yang rencananya dilaksanakan di Taman Indonesia Kaya (TIK) Semarang batal digelar. Para peserta merasa dirugikan dan akan melapor ke polisi. Pemerintah Kota Semarang pun turun tangan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Samsul Bahri Siregar mengatakan lomba tari itu dipastikan tak memiliki izin dari Pemerintah Kota Semarang.

"Disbudpar Kota Semarang tidak ada menyelenggarakan lomba tari itu. Disdikbud juga tidak. Terus siapa?" kata Samsul saat dihubungi detikJateng, Minggu (22/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, panitia lomba tari itu sempat menyampaikan undangan ke Pemkot Semarang. Samsul pun telah mencoba menghubungi ketua panitia dari Semarang Economy Creative, tetapi tidak ada respons.

"Saya hubungi Bu Mei (ketua panitia) tidak diangkat. Tapi besok tetap saya telepon lagi," ujar Samsul.

ADVERTISEMENT

Akibat banyak pihak yang merasa dirugikan atas batalnya kegiatan tersebut, Samsul menegaskan ke depannya Pemkot Semarang akan melakukan evaluasi dengan memperketat pemberian rekomendasi kegiatan.

"Kalau (kegiatan) nggak jelas, Disbudpar nggak akan mengeluarkan rekomendasi lagi. Ini buat evaluasi supaya tidak terulang," tegasnya.

Sementara itu Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan hingga kini belum ada laporan terkait kejadian tersebut.

"Belum ada laporan dari peserta, jadi belum dilakukan penyelidikan. Tapi kalau nanti dilakukan pelaporan ya akan kami tindaklanjuti," kata Andika saat dihubungi detikJateng.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, salah satu pemilik sanggar yang mewakili lima peserta lomba itu, Juju Jumarni (40) mengatakan audiensi antara pihak peserta dengan panitia akan kembali dilakukan. Pasalnya, audiensi yang dilakukan pada Jumat (10/12) lalu tak membuahkan hasil.

"Besok Senin ada audiensi, masih dirembug sama teman-teman yang lainnya masalah jamnya," kata Juju saat dihubungi detikJateng, Minggu (22/12).

Diberitakan sebelumnya, sejumlah peserta Lomba Tari Nasional Tingkat Jateng menggeruduk Kantor Gubernur Jateng pada Jumat (10/12) siang. Mereka menanyakan soal kejelasan lomba tari yang disebut akan memperebutkan piala Gubernur Jateng itu.

"Kita ada jadwal tadi jam 09.00 WIB kita ada perlombaan tari di Taman Indonesia Kaya. Tapi dari panitia tidak ada kejelasan, alasannya pertama tidak ada sound," kata Juju di Kantor Gubernur Jateng, Jumat (18/12/2024).

Juju mengatakan, jika pihak panitia tidak memberikan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan, para peserta akan melapor panitia ke kepolisian. "(Lapor polisi?) Ya lapor lah, kalau nggak diganti rugi," ujar dia saat itu.

Untuk diketahui, selain telah membayar pendaftaran, para peserta juga sudah mengeluarkan biaya untuk dandan, sewa kostum, serta latihan cukup lama.

Penjelasan ketua panitia lomba tari di halaman selanjutnya.

Penjelasan Ketua Panitia

Pada Jumat (18/12) lalu, ketua panitia, Mei, buka suara di hadapan para peserta di Taman Indonesia Kaya, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan.

Mei, mengatakan pihaknya memberikan dua pilihan kepada para peserta yang masih bertahan di Taman Indonesia Kaya saat itu.

"Dua opsi itu mungkin tidak terlalu memuaskan karena kejadian ini kejadian yang disesalkan kami semua. Next time tidak akan terjadi lagi," kata Mei, Jumat (18/12).

Mei memberikan pilihan pertama yakni para peserta yang masih setia menunggu di Taman Indonesia Kaya untuk melanjutkan perlombaan. Mereka diminta untuk tetap menampilkan tarian yang disiapkan.

"Kita tidak memungkiri ada yang sudah pulang, kecewa, capek, tapi masih ada yang di sini. Jadi kita mau mengakomodir peserta secara adil, karena masih ada jurinya juga," ujar Mei.

Opsi itu pun langsung mendapat sorakan peserta. Mereka protes lantaran sudah menunggu terlalu lama. Mereka mengaku sudah tak ingin menari dan meminta kompensasi kepada panitia.

"Bagi (peserta) yang sudah tidak ada kami akan membicarakan kompensasi," ucap Mei.

"Kejadian ini betul-betul di luar kuasa kami, kami akan introspeksi ke depan. Kami akan mengadakan event yang lebih baik lagi," sambung dia.

Para peserta masih kurang puas karena tak mendapatkan penjelasan soal alasan lomba tari tidak kunjung mulai dan dinilai kurang persiapan. Pasalnya, hingga siang hari para peserta tak diberi fasilitas dari panitia.

"(Kenapa tidak menjelaskan dari tadi?) Banyak faktor, karena kita perlu waktu berpikir, kami diskusi dulu sama teman-teman. Kebetulan saya ketua, tapi kan organisasi bukan milik pribadi," kata Mei saat itu.