Sejumlah siswa MTs di Losari, Brebes diamuk ibu kantin hingga menangis perihal membawa jajanan di sekolah. Padahal, dagangan itu merupakan tugas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA).
Aksi tersebut terekam kamera dan viral di media sosial. Kejadian itu ternyata terjadi di MTs Nurul Huda di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Brebes, pada Selasa (17/12).
Awal Mula Kejadian
Kepala MTs Nurul Huda, Basuni menyebut peristiwa itu terjadi pagi hari di sekitar ruang guru. Saat itu, para siswa sedang menunggu seorang guru yang merupakan Pembina P5RA.
"Awalnya, mereka tengah menanti kedatangan Ibu Kholipah, yang bertugas sebagai koordinator kegiatan P5RA," kata Basuni saat ditemui di rumahnya Desa Kalibuntu, Kamis (19/12/2024).
Guru itu datang membawa produk makanan hasil karya siswa untuk dipresentasikan dan dipamerkan. Suasana kemudian tegang saat pedagang kanting, Sominah (70) mendekat dan langsung marah-marah.
"Ibu kantin kemudian mulai mengeluarkan kata-kata kasar dan melecehkan beberapa siswa yang sedang berada di sana. Tak hanya siswa, Ibu Kantin juga mulai membuli Bu Kholipah sebagai koordinator P5RA. Ibu kantin melontarkan kata-kata yang merendahkan dan membuat suasana semakin tidak terkendali," ujar Basuni.
Buang Jajanan Siswa
Kejadian semakin memanas ketika Sominah tanpa permisi mengambil produk makanan P5RA yang dibawa oleh guru Kholipah. Sominah menghamburkan atau membuang serta merusak hasil karya siswa tersebut di depan umum.
Sejumlah siswa menangis melihat kejadian itu. Mereka sedih karena dagangan yang akan dijual di sekolah sebagai bagian dari implementasi P5R rusak berserakan di tanah.
Aksi buang jajanan itulah yang kemudian viral di media sosial. Dalam video yang beredar tampak jajanan yang dijual berserakan di tanah karena dilempar ibu kantin sekolah.
Marah Bila Siswa Jajan di Tempat Lain
Basuni mengungkap bila Sominah memang kerap marah bila siswa membeli jajan di tempat lain. Siswa seringkali mendapatkan perlakukan tak mengenakan dari ibu kantin bila ketahuan membeli makanan dari tempat lain.
"Orangnya teliti. Kalau nemu bungkus makanan yang tidak dijual di kantinnya, dia marah-marah," ungkapnya.
Setelah video itu viral, lanjut Basuni dilakukan mediasi dengan melibatkan pihak sekolah, Kapolsek Losari, Camat Losari, Kades Kalibuntu, perwakilan Kemenag Brebes dan Pemkab Brebes. Namun, Sominah tidak ikut hadir dalam mediasi ini.
(afn/apl)